Note: ‘Focus’ here is not focus as in ‘a point of convergence of a beam of particles, as in lights, electrons, sounds, etc’, but more about focus as ‘a center of activity, attraction, or attention’ or ‘point of concentration’
One of my biggest challenge in life as being ME is always focus and concentration. Saya termasuk salah satu orang yang susah fokus. Dari jaman sekolah dulu, saya nggak suka duduk di kelas dan dengar guru ‘ceramah’. Waktu kuliah lebih parah lagi, karena relatif lebih bebas, tidak ada keharusan untuk masuk setiap hari, saya jarang sekali masuk kelas. Teman-teman terdekat saya sudah cukup hapal dengan tampang saya yang sok serius mendengarkan dosen, padahal sebenarnya pikiran saya ngelantur kemana-mana. Saya lebih suka belajar sendiri, ketika saya mau, atau terpaksa karena ujian.
Contoh lain lagi banyak. Saya ingin sekali bisa nulis dan menerbitkan buku. Udah nulis beberapa lembar. Tiba-tiba di tengah jalan kepikiran ide lain, dan saya mulai menulis cerita lain. Hasilnya cerita saya nggak belum pernah ada yang selesai, hanya meninggalkan beberapa draft cerita tertumpuk di folder.
Begitu juga dengan postingan di blog ini. Kalau liat di bagian adminnya, ada beberapa draft yang sudah saya tulis (saat tulisan ini dibuat, saya liat ada 11 draft), dan belum selesai. Lagi nulis, lagi-lagi ‘berkhianat’, lagi-lagi buat tulisan baru, dan lagi-lagi akhirnya tergantung mood mana yang selesai duluan.
Untuk satu hal yang sederhana pun, saya juga tidak belum bisa fokus. Contoh, saya dari dulu pengen beli domain www.jarigendut.com. Browsing, cari-cari dimana tempat beli domain. Ketemu situsnya. Nah, instead of langsung beli domainnya, saya jadi iseng liat-liat domain lain yang bagus masih ada nggak. Kalau yang bagus itu udah ada yang punya, saya jadi browsing ke situs itu, pengen tau isinya apa. Begitu terus. Dan akhirnya saya jadi lupa tujuan awal saya, yang hanya beli jarigendut.com itu huhuhu… :((
Kenapa bisa begitu ya?
Padahal fokus itu penting.
‘The success-oriented mind is like a magnifying glass that focuses the rays of the sun in one concentrated spot. The magnified intensity of the rays dissipates the moment the glass is out of focus. When our minds wander from subject to subject, our productivity drops, our energies get sapped and our motivation dissipates’ – Gerhard Gschwandtner, publisher of Selling Power.
Saya sudah coba buat jadwal. Bertahun-tahun saya berusaha mendisiplinkan diri sendiri. Kapan kerja, kapan browsing, kapan belajar buat website, kapan bersosialisasi, kapan jalan, kapan ngerjain kerja sampingan, kapan ngurusin dagangan, dan kapan-kapan lainnya, tapi tetap saja hasilnya NOL BESAR! Saya benar-benar moody, semau saya, tidak bisa dipaksa, bahkan oleh diri saya sendiri. Menyedihkan!
Akhirnya saya buat deadline untuk semua yang mau saya lakukan. Sejauh ini saya cukup lega karena belum ada kerjaan atau komitmen lain yang keteteran. Semoga saja begitu terus. Salah seorang sahabat saya bilang, saya apa-apa dibuat deadline. Iya, karena kalau nggak ada deadline, saya akan terus nggak fokus, akan terus ngalor-ngidul kemana-mana, dan akhirnya yang penting-penting malah nggak selesai.
Ya, saya butuh deadline. Komitmen untuk harus selesai. Untuk apapun itu.
PS:
– For you who have the same problem with me, please do share the tips ya…
– Walaupun susah fokus, saya bersyukur dikaruniai kecepatan…cepat berpikir, cepat tanggap, cepat belajar sesuatu, cepat mengerjakan sesuatu…Jadi biarpun kerja mepet deadline, bisa cepat selesai 😉
Dek,orang kayak lo itu sama kayak nyokap gue yg kebanyakkan ide.Sepertinya lo kyknya bkn gak fokus tapi terlalu banyak ide yg muncul yg sama-sama ingin lo kerjain.Lo butuh kaki-tangan yg bisa ngebantu lo ngerjain urusan lain-lain sementara lo mencetuskan ide lain sambil terus nge-cek yg sudah lo telurkan itu.Benar gak?
bener hehehe tapi nyokap mah udah sanggup nggaji kakitangan ni, lha gue, otakkakitanganbadankepalajumpalitansendirian 😛 dan pengen ngerjain semua ide itu bukannya gak fokus yak? gimana ya caranya biar ide banyak, tapi fokus kerjain satu-satu gitu? huhuhu…
wah, ini tulisan yg saya butuhkan
krn sy juga susssssaaaaaaaaaaah banget utk fokus, dan sangat moody-an -______-
haha senasib dong kita mbak ajeng 😀 toast!