Dan “apa investasi terbaik yang bisa saya ikuti?”
Itu pertanyaan yang sering saya dengar akhir-akhir ini. Termasuk di beberapa sesi tanya jawab setelah sesi perencanaan keuangan yang beberapa kali saya berikan.
Tambah umur, tambah penghasilan (aamiiin…), tambah kesadaran akan perlunya kemandirian secara finansial (yeah, you women, this is especially for you π), jadi makin merasa pentingnya investasi untuk masa depan.
Jujur, nggak gampang untuk menjawab pertanyaan itu. Walaupun saya udah mulai investasi, dan mencoba berbagai instrumen investasi sejak hampir 20 tahun lalu. Waktu profile risiko masih nekad-nekadnya, sampai sekarang udah makin menua, dan ternyata ngaruh juga ke profile risiko yang makin hati-hati (walaupun masih high risk juga kadangan :D)
Kenapa nggak jawab aja investasi apa yang menurut saya terbaik? Karena jawabannya “Semua tergantung. It depends…”
PERTAMA, karena profile risiko masing-masing orang berbeda. Jangankan dua orang yang beda, suami istri, kakak beradik aja bisa beda kok. Ada yang lebih hati-hati, hasil sedikit gak apa, yang penting aman. Ada juga yang lebih agresif, berani menanggung risiko asal returnnya tinggi.
Dengan profile risiko yang berbeda itu, pilihan investasinya pun akan berbeda. Yang cocok buat saya, kemungkinan nggak cocok untuk yang lain.
Begitu juga karakter-karaktek unik lain, selain kemampuan menanggung risiko, yang juga mempengaruhi pilihan investasi yang cocok. Keluangan waktu untuk mengelola investasi (ada yang waktunya lowong bangeut, ada yang nggak punya waktu sama sekali), dan banyak lagi lainnya. Jadi nggak bisa one size fits all.
KEDUA, tujuan keuangan masing-masing orang juga berbeda. Apa yang mau dicapai, kapan mau dicapai, dan berapa ‘modal’ awal untuk mencapai tujuan itu. Ibaratnya ada yang mau ke Bali dan Jogja. Yang ke Bali modal awal nggak banyak, dan tujuannya harus sampai di Bali bulan depan. Yang ke Jogja harus sampai sore ini, tapi modalnya lebih banyak. Pilihan transportasi yang mereka pilih jadi beda. Sama seperti tujuan keuangan. Instrumen investasi apa yang dipilih, atau pilihan transportasi apa yang dipilih ya tentu beda. Belum kalau ditambah profile risiko, berani gak naik pesawat?
KETIGA, sependek pengalaman saya, nggak ada investasi yang SELALU, ALL THE TIME, menghasilkan return yang maksimal. Performance masa lalu nggak menjamin kalau di masa yang akan datang, investasi itu akan juga menguntungkan.
Itu gunanya punya portfolio investasi yang saling melengkapi. Jangan terpaku pada satu instrumen investasi saja. Tapi juga jangan kebanyakan, karena nanti malah nggak maksimal dan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk reviewnya. Review investasi secara berkala itu perlu.
Walaupun investasi yang cocok berbeda-beda untuk setiap orang, ada satu investasi yang menurut saya penting untuk dilakukan semua orang.
INVEST IN YOURSELF
Ini investasi yang paling menguntungkan buat saya. Invest ke diri saya sendiri. Nobody’s perfect, but that’s great, cause there are even more rooms for improvement π Belajar skill baru, nambah ilmu, sekolah lagi, sambil yang terpenting menambah networking dan memotivasi diri. Modalnya? Biaya buat sekolah, kursus, akses internet, atau ngopi-ngopi sambil networking π
Returnnya? Secara material, berlipat insha Allah. Peningkatan pendapatan karena tambahan skills, tambahan ilmu, bisa buka lapangan kerja sendiri (syukur-syukur bisa buka buat orang lain juga), atau yang kantoran bisa makin PD jadinya kan bisa bargaining minta naik gaji π Dari segi keamanan? Siapa yang bisa nyuri ilmu dan network? Makin dibagi, makin berlipat ganda hasilnya.
Invest ke diri sendiri ini bukan hanya dari segi ilmu, tapi juga kesehatan.
Kalau masih muda, mungkin belum berasa ya pentingnya kesehatan. Tapi makin ke sini, makin banyak bahkan yang usia muda pun udah punya penyakit berat. Sakit nggak kenal umur. Dan seberapa banyaknya pun kita punya harta berlimpah, nggak ada gunanya kalau udah sakit. Iya gak? Makan enak gak bisa, karena banyak pantang. Mau jalan-jalan juga lemes, kaki dan dengkul susah diajak kompromi.
Pada akhirnya, investasi apa yang kitaΒ pilih, tentu tergantung dari diri kita masing-masing. Kalau ada dana untuk hire financial planner, proses pemilihan instrumen investasi apa yang cocok mungkin bisa lebih cepat dan lebih tepat sasaran. Tapi kalau belum ada dananya, ya gak apa-apa. Rajin-rajin belajar, mengupgrade diri dengan ilmu dan banyak belajar dari yang lebih berpengalaman.
Selamat berinvestasi!
Yuk belajar bareng!