5 Hal yang Harus Diperhatikan sebelum Mulai Investasi

Kemana sebaiknya berinvestasi? Pertanyaan ini sering sekali saya dengar. Baik di blog ini, atau di IG saya ketika membahas tentang #perempuanngaturduit.

Sebelum kita mulai membahas soal sebaiknya investasi kemana, baik itu investasi berupa uang atau investasi berupa pengetahuan, ada beberapa hal yang menurut saya harus diperhatikan.

1. Sudah punya dana darurat atau belum?

Kalau belum punya dana darurat, sebaiknya kumpulkan dana darurat dulu, sebelum mulai berinvestasi. Kenapa begitu?

Dana darurat ibaratnya seperti bumper yang siap menopang kita ketika kebutuhan mendesak mendadak datang. Misalnya ketika tiba-tiba ada keluarga yang sakit, dan butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit.

Kalau tidak punya dana darurat, ketika di tengah jalan kita butuh uang, yang ada kita jadi mengambil dana dari alokasi investasi. Padahal hasilnya belum seberapa, apalagi kalau kita juga baru mulai investasi.

Dana darurat ini juga makin penting terutama ketika pandemi seperti sekarang.

Besarnya berapa? Ada beberapa teori untuk jumlahnya. Kalau perencana keuangan Indonesia yang saya baca banyak yang menyarankan jumlahnya sekitar 3-6 pengeluaran bulanan untuk yang belum menikah dan 6-12 kali untuk yang sudah menikah.

Untuk yang hidup di luar negeri yang sekolah dan biaya pengobatan alhamdulillah gratis, apakah masih perlu dana darurat? Tentu saja. Karena kebutuhan hidup juga terus berjalan, walaupun kita kena PHK, misal.

Ada 2 buku perencanaan keuangan luar yang saya suka, Dave Ramsey dan Barefoot Investor. Besarnya kalau menurut Dave Ramsey, usahakan punya tabungan minimal $1,000. Kalau di Barefoot Investor, usahakan punya dana MOJO sebesar $2,000.

Ketika nanti waktunya diperlukan, dana darurat yang sudah terkumpul mungkin jumlahnya tidak mencukupi. Tapi tidak apa. Karena setidaknya kita bisa bernafas dulu sambil mencari jalan keluar. Tidak perlu ngutang, karena ada dana darurat yang siap menopang.

Lalu bagaimana cara mengumpulkan dana darurat kalau selama ini menabung saja susah?

Buat target berapa lama akan mengumpulkan dana darurat. Misal 6 bulan. Kerja keras selama 6 bulan itu. Usahakan cari penghasilan tambahan. Jual barang-barang yang banyak menumpuk di rumah. Cari pekerjaan sampingan. Kurangi pengeluaran. Memang harus ada tekad dan disiplin tingkat tinggi, tapi toh nanti kita juga yang akan memetik manfaatnya.

2. Buat tujuan dan target investasi

Kalau dana darurat sudah aman, baru kita mulai mikir soal investasi kemana sebaiknya.

Buat tujuan dan target investasi. Tulis tujuan-tujuan investasi yang ingin dicapai, lengkap dengan jangka waktu dan berapa jumlahnya. Lengkap ya. Nulis kan gratis, tulis aja semua πŸ™‚

Contohnya seperti ini:

3. Kenali profil resiko dan type investor seperti apa kita

Berapa lama waktu yang kita punya untuk mencapai tujuan kita? Seberapa tahan kita menanggung risiko investasi? Karena setiap investasi pasti ada risikonya. Makin tinggi risiko, biasanya returnnya akan semakin besar.

Apakah profil risiko kita termasuk konservatif (toleransi terhadap kerugian akibat investasi rendah, gampang jantungan kalau liat fluktuasi instrumen investasi kita), moderat, atau agresif (toleransinya tinggi terhadap risiko dan kebal terhadap fluktuasi instrument investasi).

Profil risiko ini bisa saja berubah, seiring dengan bertambahnya usia dan tahapan kehidupan yang dijalani. Mungkin ketika kita sudah berkeluarga dan mempunyai anak, profil risikonya jadi lebih rendah dibandingkan ketika kita masih lajang.

Jangan memaksa diri dan mengikuti orang yang punya profil resiko yang berbeda. Karena setiap orang unik. Daripada stress sendiri dan nggak bisa tidur, lebih baik pilih instrumen investasi yang sesuai.

4. Kompak dengan pasangan

Saya dan suami sebenarnya punya profil risiko yang jauh berbeda. Tapi selama 12 tahun pernikahan kami, kita sama-sama belajar untuk toleransi dan negosiasi dengan profil masing-masing.

Yang saya perhatikan, kalau kami sudah sejalan dan sepaham untuk mencapai satu tujuan (investasi), semuanya jadi lebih lancar.

5. Don’t put all your eggs in one basket

Bagi-bagi risikonya. Jangan investasikan seluruh uang yang kita punya hanya di satu instrumen investasi. Jadi ketika misalnya investasi yang satu performancenya sedang tidak baik, ada investasi lain yang bisa menopang.

Selamat berinvestasi ya πŸ™‚

Artikel ini diikutsertakan minggu tema komunitas Indonesian Content Creator.

Recommended Articles

14 Comments

  1. Jauh sebelum pandemi ini, saya dan suami mencoba berinvestasi dalam bentuk property syariah di Indonesia, karena melihat fasilitas yang ditawarkannya. Saya berpikiran “Insya Allah, aman”. Namun ternyata di tengah jalan Developer lari dan tidak bertanggung jawab.

    Satu pelajaran buat kami, ketika berinvestasi properti, lebih baik jika barang sudah ada, dan bukan semacam early bird dalam tahap pembangunan.

  2. Alif Kiky Listiyati

    Kalau beda dana darurat sama investasi apa mbak? Untuk pengelolaannya sendiri gimana? Apakah harus diinvest semua? Duh, masih awan soal beginian. Hehe

  3. Uang uang dan uang, yg namanya dana darurat memang harus dikumpulin dari sekarang ya mbak. Supaya nggak kaget di masa datang. Dan hal ini masih sangat PR buat my family, hihi..

  4. Kmrn habis dengerin podcast ttg investasi jg. Pendapat yg terakhir ini dia bilang tergantung resiko dan kondisi keuangan kita. Kalo uang bnyk gpp taruh di bnyk basket, tp kalo dikit taruh di satu gpp tp dioptimalkan. Memang dr sekian tips itu yg terpenting yaaa mau mulai hidup susah dan menyempatkan cari model investasi yg sesuai yaa

  5. Iya, Sering kali kita ini berinvestasi karena hanya tertarik dengan untung yang akan di dapat. Poin pertama itu, penting banget ya. Karena seringnya untung yang belum di dapat itu sudah dihitung-hitung untuk ini dan itu. Nah kalau akhirnya investasinya tidak sesuai harapan ya, ujung-ujungnya ya justru merugikan.

  6. Wah mencerahkan sekali kak tapi sayangnya belum bisa praktekin sebagai fresh graduate yang niat awlanya mau lanjut study tapi belok haluan sedang mencari pekerjaan hehe

  7. Tips2 keuangannya bener semua nih ka dedek. Btw galfok sekarang tampilan blognya makin kece yey 😍πŸ₯³πŸ‘

  8. hhahah iya ini baru ganti template bu Kafa, gara2 mas Qbenk πŸ˜€ makasih yaaa

  9. Gpp kak, kadang hidup emang gak selalu sesuai rencana. Semoga lancar semua ya πŸ™‚

  10. iya kak, satu prinsip utama, high risk high gain. Yang pasti, do your homework sebelum mulai investasi ya πŸ™‚

  11. Iya kak, jangan ikut-ikutan sebaiknya ya. Dan menurutku, banyak sedikit itu relatif ya. Tapi diversifikasi risiko itu absolut πŸ™‚

  12. hihi iya Kak, musti bener-bener niat dan disiplin ya. Yang susah awalnya, sekalinya udah mulai, insha Allah lebih mudah kak πŸ™‚

  13. Dana darurat itu dana yang kita siapkan untuk emergency Kak. Sebaiknya jangan diinvestasikan. Karena investasi pasti ada risikonya, jadi lebih baik pakai uang di luar dana darurat. Sebaiknya sisihkan dulu dana darurat, baru mulai investasi Kak πŸ™‚

  14. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga diganti dengan yang lebih baik ya Kak πŸ™‚ Itu nggak ada surat pembelian kak? Kavlingnya masih bisa diclaim? Kita udah 3x Kak beli apartemen dengan early bird, alhamdulillah aman. Kami memang hati2 sekali memilih developer kalau early bird kak, harus yang sudah punya kredibilitas baik, yang proyek2 lainnya sudah bisa dilihat. Enaknya kalau beli early bird, harganya masih belum terlalu tinggi ya, dan naik lumayan sampai topping off.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *