Sekolah sekarang mahal yak hiks…

Dulu saya SD (tahun 1985-1991) Rp 1,000/bulan sudah bertiga dengan 2 kakak saya. SMP (tahun 1991-1994) Rp 1,500/bulan. SMA (tahun 1994-1997) gratis (saya dapet beasiswa full selama SMA). Kuliah (masuk tahun 1997) Rp 500,000 / 6 bulan!

Sekarang? Hmmm…itu cuman cukup untuk ongkos transportasi kali ya? Karena mahal dan tidak bisa ditunda itu, jadi persiapan untuk dana pendidikan anak sudah harus disiapkan sedini mungkin.

Saya bukan orang yang disiplin sebenarnya menabung dan menyisihkan uang setiap bulan, tapi kalau ada tujuannya, ternyata jauh lebih gampang.

Saya tulis di sini biar saya nggak lupa juga kalau lain kali butuh…Kalau ada cara yang lain, please share ya…

1. Jumlah yang harus disiapkan dan kapan

Saya sempat survey cari sekolah untuk keponakan saya, juga nemenin temen saya survey buat sekolah anaknya, jadi saya ada gambaran sedikit.

Ini gambaran kasar hasil survey nggak sengaja saya ya:

Playgroup

Uang pangkal: 2-6 juta (ada juga lho playgroup yang uang pangkalnya udah puluhan juta :()

Bulanan: 300 ribu – 1.5 juta per bulan (SPP, uang kegiatan, uang peralatan).

Asumsinya:

* Inflasi biaya playgroup sampai SMA swasta di Jakarta = 20% per tahun (terutama sekolah nasional plus)
* Inflasi S1 dan S2 swasta di Jakarta = 15% per tahun

Bukan orientasi swasta sih, tapi siap kemungkinan terburuk aja, kalau memang harus mengeluarkan uang untuk sekolah di swasta.

Nah, di sini kita mulai buat rencana. Anak mau mulai sekolah umur berapa? Saya agak-agak nggak sreg juga sebenernya menyekolahkan anak pas masih kecil bangeut. Kok kayaknya kasian ya? Mereka kan harusnya masih main…? Toh emaknya ini waktu umur 24 tahun aja masih sekolah lagi. Kalau dia mulai sekolah, misal umur 2 tahun, berarti kan 22 tahun sekolah? Jadi ngapain harus buru-buru sekolah, masih banyak waktu kayaknya hehehe

OK, untuk mempermudah cara penghitungan, misal anak mulai sekolah umur 3 tahun ya. Masuk sekolah tahun 2011 (3 tahun dari sekarang).

Misal uang pangkal 4 juta (nilai tengah dari hasil survey saja). Asumsi inflasi 20% per tahun, jadi tahun 2011 nanti uang pangkal jadi Rp 6,912,000.

Uang bulanan: 1 juta (asumsi lagi, masih ambil nilai tengah dari survey). Inflasi 20% per tahun, jadi bulanan naik jadi Rp 1,728,000. Setahun = Rp 1,728,000 x 12 = Rp 20,736,000

Jadi uang yang harus tersedia untuk anak masuk playgroup (tahun 2011) selama satu tahun = Rp 27,648,000.

2. Bagaimana mempersiapkan dananya?

Jumlah dana udah jelas, tahun harus tersedianya dana juga udah jelas. Lalu, bagaimana mulai menyisihkan dana sebesar itu (besar bangeut ya hanya untuk playgroup..saya nulis ini sambil deg-degan hehehe) dari sekarang biar nggak terlalu berat nanti?

Berarti kita kan masih ada waktu 3 tahun untuk mempersiapkan dana sebesar itu.

Kalau mau cara konvensional, menabung, kita bisa mulai menyisihkan uang sebesar Rp 27,648,000 dibagi 36 bulan = Rp 768,000 per bulan. Karena nabung returnya nyaris 0, jadi asumsi aja return 0 ya.

Kalau mau sambil investasi, setoran per bulannya bisa lebih ringan.

Misal dengan reksadana pendapatan tetap, asumsi return 10% per tahun. Setoran Rp 650,000 per bulan bisa menghasilkan Rp 28,400,000 di akhir tahun ketiga. Tapi ingat ya, namanya investasi ada kemungkinan loss juga.

Untuk jangka waktu 3 tahun, reksadana campuran (antara saham dan pendapatan tetap) bisa dicoba juga. Asumsi return lebih besar, sekitar 20%. Jadi setoran per bulan Rp 525,000 bisa menghasilkan (semoga) Rp 27,500,000 pada akhir tahun ketiga.

Saran saya diversifikasi keranjang investasi. Ambil jumlah terkecil yang harus tersedia (mau tidak mau, bisa tidak bisa). Misal batas bawah biaya untuk masuk playgroup, uang pangkal 2 juta dan bulanan 300 ribu rupiah. Total yang harus tersedia di tahun 2011 (dengan inflasi 20%) adalah sekitar Rp 9,676,800. Masukkan dana sejumlah ini ke dalam tabungan, sekitar Rp 270,000 per bulan. Lalu investasikan kekurangan uangnya (untuk up-grade ke playgroup dengan kualitas yang lebih bagus ~ harga lebih mahal) ke reksadana pendapatan tetap/campuran. Tujuannya? Kalau misalnya hasil investasi kita tidak memberikan hasil yang diharapkan, kita masih ada cadangan dana di tabungan tadi. Jadi anak tetap bisa sekolah bukan?

PS:

– Penghitungan ini hanya gambaran ya. Keputusan untuk menyekolahkan anak dimana dan kapan (yang tentu akan mempengaruhi biaya yang dibutuhkan) sangat tergantung dari keputusan keluarga dan kepribadian anak masing-masing.

– Kalau mau mulai investasi, jangan lupa baca-baca dulu soal produk investasi. Do your homework. Jangan percaya investasi yang menjanjikan hasil besar dengan usaha minimal. Ingat, high risk high return.

Don’t put all your eggs in one basket, itu yang selalu jadi patokan saya dalam berinvestasi. Diversifikasi keranjang investasi, berarti juga diversifikasi resiko.

– Untuk biaya masuk jenjang pendidikan selanjutnya (TK-SMA), bisa menggunakan cara yang sama. Tapi mungkin fokus untuk mempersiapkan uang pangkal aja dulu. Uang bulanan bisa sekalian jalan dari gaji bulanan orangtuanya seharusnya.

– Kalau ada cara lain yang terbukti efektif, saya mau ya dikasih tau 😉 Maaf kalau ada yang salah, saya juga baru mulai belajar soal financial planning 🙂

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *