Makin hari krisis makin berasa ya ke sektor riil. Ya jadinya pengaruh besar juga ke kita-kita ini. Harga susu naik, pampers naik, gas naik, jatah makan siang musti naik juga, taxi jadi mahal bangeut. Duh!
Di dunia maya juga, makin banyak email-email saya dapat soal what to do-what not to do di saat-saat begini. Pegang cash, jangan beli dollar, jangan beli emas, beli emas, beli dollar kan udah 11 ribu lebih..waduh, pusing!
Saya bukan ahli masalah keuangan, lagi belajar juga nih. Tapi ketika ada teman yang bilang ‘sayang bangeut ya investasi lo’ (investasi saya memang lagi jeblok bangeut sekarang), ‘coba kalau tau dari awal tahun ya, kan bisa ditarik duluan’, ‘nasi udah jadi bubur ya’, saya agak-agak mikir juga…Haruskah saya menyesal? Soalnya walaupun (sementara) uang saya ambles, tapi kok saya tidak menyesal hehehe :p
Kenapa?
Selain karena uang yang saya investasiin memang juga nggak banyak (kalau nggak saya investasiin paling juga berubah wujud jadi pernak-pernik lucu gak penting), sebenarnya tanda-tanda krisis ini udah dari awal tahun kok. Cuman waktu itu kan belom (terlalu) pengaruh ke sektor riil, jadi ke kita nggak berasa. Dan saya tetap memilih untuk tidak menarik investasi saya, malahan tetap berusaha berinvestasi dengan teratur. Jadi bukan karena ‘nasi sudah menjadi bubur’ :p
Investasi saya yang ikutan tergonjang-ganjing (baca: saham) adalah investasi untuk jangka panjang.
Yang baru akan saya gunakan nanti, lebih dari 15 tahun lagi. Masa’ sih dalam waktu 15 tahunan itu, pasar tidak membaik? Lagipula, kalau saya berhenti investasi dan mulai menabung saja (seperti saran dalam salah satu email berantai yang saya terima), uangnya jadi nggak cukup untuk mencapai tujuan keuangan saya. Misalnya saja untuk dana pensiun. Setelah itung-itung, saya dan Rahman butuh uang 28 milyar untuk pensiun dengan nyaman, tanpa membebani anak cucu. Banyak bangeut ya? Ngeri melihat angkanya. Kalau dengan menabung, saya harus nabung sekitar 90 jutaan per bulan, selama 25 tahun untuk mencapai angka itu. Darimana uang sebanyak itu??? Ngeliat angkanya aja saya pingsan! Kalau investasi, insya Allah dengan ratusan ribu per bulan, 25 tahun lagi uang saya yang pas-pasan ini cukup buat mencapai angka segitu. Amien…
Kalau untuk tujuan jangka pendek, seperti melahirkan dan rencana-rencana lain yang pengennya dicapai dalam 3 tahun ke depan ini, saya memang lebih memilih menabung/deposito. Lebih aman untuk jangka pendek. Saham saya boleh anjlok, tapi saya tetap harus melahirkan (insya Allah) 4 bulanan lagi kan?
Jadi, kalau saya boleh urun rembug what to do with your money, yang paling penting menurut saya adalah:
Pertama, dana darurat, dana darurat, dana darurat.
Dana ini jadi 1000x lipat lebih penting sekarang. Nggak ada yang tau kondisi perekonomian ke depan gimana. Nggak ada yang tau sampai kapan perusahaan bisa membayar kita. Jadi, DANA DARURATnya dipenuhin dulu, jangan sampai kosong!
Kedua, Kalau dana daruratnya udah penuh, sampe luber, udah siap dengan kondisi apapun yang bakalan terjadi nanti (diPHK, harga barang makin menggila dll), dan masih ada uang sisa banyak, lihat lagi tujuan keuangan Anda, terutama yang jangka pendek. Alokasikan untuk memenuhi yang buat jangka pendek dulu. Caranya? Lihat profil resiko. Kalau mau aman, ya nabung aja.
Ketiga, dana darurat udah, tujuan jangka pendek juga udah terpenuhi. Terus ngapain? Ya…liburan aja, daripada pusing mikirin masa depan yang nggak jelas! hehehe 😛 Seriously, daripada uangnya abis ke M*tr* Great Sale yang penuh orang itu (termasuk saya hehehe), sisihkan sebagian aja buat ke great sale yang lain, stock market! Saham-saham bagus lagi obral gila-gilaan tuh. Tapi inget, ini uang yang emang bener-bener harus udah siap kalau hilang ya. Udah siap kalau harus menunggu lamaaaa sekaliiii baru menghasilkan. Uang yang memang nggak akan dipergunakan sewaktu-waktu (kan tadi udah punya dana darurat, jadi bisa dong pake itu ;))
Yang pasti, jangan ikut-ikutan jadi spekulan dadakan yang jual-beli USD dalam keadaan begini. Paling untung berapa sih? Tapi makin membuat negara kita seperti kehilangan harga diri.
Mendingan uangnya buat beli produk-produk Indonesia (nah, yang ini saya setuju dengan email berantai itu). Seharusnya kita memang cinta produk-produk Indonesia SELALU bukan, nggak cuman pas krisis aja? 😉
setuju sekali, walau di stock market sedang ada great sale, tapi hendaknya pakai uang yang siap hilang.
betul bu yg sabar aja…bentar lagi jg akan normal lagi 😀
bo… cara ngitung dana darurat gimana? komponen apa aja yang perlu dimasukkin? gw jadi panik nih mengingat dana darurat gw gak ono.
Ki, dana darurat itu seperti persediaan kalau nanti tiba-tiba kita nggak punya penghasilan lagi (diPHK, atau perusahaan bangkrut). Sambil mencari pekerjaan baru, hidup musti jalan terus kan. Nah, itu pake dana darurat. Kalau pakar-pakar keuangan yang gue baca itu bilang, besarnya dana darurat sekitar 3-6 kali pengeluaran bulanan untuk yang belum berkeluarga. Jadi, dengan uang itu kita masih bisa hidup 3-6 bulan tanpa penghasilan. Kalau yang udah berkeluarga, katanya sih 12 kali pengeluaran bulanan ya. Disimpennya di tabungan yang likuid aja, jadi sewaktu-waktu butuh bisa langsung diuangkan. Misal, tabungan atau deposito bulanan.
Happy saving 🙂
oh begitu… waduh gw belum punya dana darurat sebanyak itu bo, ada juga dana darurat gw cuma buat beli beras seminggu hiks…
thank you anywei ya dek..
sam..ma ki, gue juga baru mulai kepikiran dan usaha keras buat punya dana darurat baru tahun ini kok hehehe dulu-dulu kan nabung demi selembar tiket :p pelan-pelan Ki, bisa kok lama-lama…gue sambil memotivasi diri sendiri nih :p
Buy:Zyban.Actos.Petcam (Metacam) Oral Suspension.Arimidex.Zovirax.Lumigan.Prevacid.Synthroid.Prednisolone.Accutane.100% Pure Okinawan Coral Calcium.Valtrex.Mega Hoodia.Retin-A.Nexium.Human Growth Hormone….