(terpaksa) merenung di siang bolong

Seringkali saya bersyukur dengan semua ‘kebetulan’ yang terjadi dalam hidup saya…’Kebetulan’ yang saya tidak percaya kalau itu ada, karena saya lebih percaya akan adanya Sang Sutradara Sang Maha-SuperPower-Adikuasa yang membuat semuanya terjadi, daripada hanya sekedar sederetan huruf yang kemudian membentuk kata ‘kebetulan’.

Seringkali juga saya bersyukur dengan semua anugerah yang sudah saya terima. Tidak semuanya indah. Tidak semuanya membawa senyum dan cengiran (yah, kalau udah lewat, jadinya cengengesan sendiri juga, kok ya bego polos bangeut! hahaha :P).

Tapi lagi-lagi, Sang Sutradara juga Maha Tahu, sangat amat tahu apa yang terbaik untuk saya, dan dengan sukarela selalu memberi, bahkan tanpa saya minta.

Tak jarang saya takut. Saya merasa selama ini saya bisa hidup baik-baik saja di dunia ini karena kebaikan (lagi-lagi) Sang Maha Segala. Saya makhluk ceroboh. Keluarga dan sahabat-sahabat saya sudah hapal betapa cerobohnya saya. Sering lupa. Sering ketinggalan barang. Sering ngelamun kalau nyetir. Sering melamun dimana-mana (I am a dreamer, a BIG ONE! huhuhu…). Sering ketinggalan barang. Nggak pernah punya barang yang awet, karena kalau nggak lupa naro, saya lupa punya barang itu (semangat belinya doang! 🙁

Tapi lagi-lagi berkat Sang Super Power, saya baik-baik saja. Ketinggalan barang yang tak terhitung banyaknya, 90% selalu bisa saya temukan kembali. Padahal ketinggalannya nggak kira-kira. Di tram di Athena, Yunani. HP jatuh di satu toko di Belanda (saya nggak sadar. Baru sadar ketika ada seorang bapak yang mengejar sambil membawa HP saya. Padahal saya sudah di toko lain, di blok lain. Duh!). Koper ketinggalan (dua kali!) di London. HP lagi ketinggalan di kampus (ditemukan secara ‘kebetulan’ oleh teman saya hahaha). Kepala saya pernah nyariiiisss kepentok Secure Parking yang biasanya otomatis menutup ketika mobil akan bayar parkir. Pertama, di PIM. Saya nyebrang dari Ranch Market ke PIM, sambil ngelamun (guilty, confess!). Sementara teman yang bersama saya dan pak penjaga parkir sudah teriak histeris, saya sama sekali tidak sadar. Kedua kali, di JAKtv. Sering terlambat ke bandara, tapi sering juga pesawat beneran delay dan saya selamat. Banyak lagi cerita lain, panjang…malasbosan… Saya pikir keberuntungan rejeki saya berakhir setelah saya diterima UMPTN (hahahaha…menjadi saya, butuh keberuntungan luar biasa dan doa beribu orang untuk bisa diterima di UMPTN :P). Tapi ternyata tidak, masih banyak rejeki lain yang tak henti saya dapat. Tuhan baik, sangat baik, teramat baik.

Apa ya inti renungan siang bolong saya ini?

Saya sedang bingung. Mau hiatus dari nge-blog, mengurangi frekuensi kongkow-kongkow (hiks…), libur sebentar dari jalan-jalan, puasa sekejap dari makan enak (oooo, tidakkkkk…ini tidak bisa hehehe), mengurangi belanja, karena ingin fokus menyelesaikan SATU proyek idaman saya. Tapi ternyata, lagi-lagi, tawaran untuk ‘selingkuh’ datang…

3 more offers !!! The Fantastic Four with my (used to be) one and only focus…!!!

Saya pilih yang mana ya…?

PS: – Saya suka males buat keputusan. Suka nggak enak hati. Suka kebanyakan pertimbangan kalau dikasih waktu untuk mikir. Born impulsive, most of the decision I made are based on that judgement: impuls! Tapi itu enaknya punya Tuhan. Instead of blaming yourself for making awful bad decisions, you can ‘blame’ Him when things go wrong hahahaha…Yah, semoga kali ini pun begitu, amien…

Recommended Articles

2 Comments

  1. de, yg enak tuh ngeblog sambil dibayar hihi~
    *hint for my project also 😛 *

  2. hehehe iya ya di…gutlak yak projectnya…share2..kali2 bisa ditiru hehehe 😛

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *