::: lagi semangat nulis, campur nunggu martabak anget pas ujan-ujan…hmmm….:::
Di 1 0 t i p s saya kemaren kan ada tips untuk mulai investasi ya…Terus apa bedanya investasi dengan nabung?
Banyak orang yang cuman membandingan tingkat return dari tabungan (bunga) atau dari investasi. Padahal ada beda yang paling mendasar dari nabung dan investasi, yaitu tingkat resiko. Yupe, resiko! Kalau tabungan (termasuk deposito), tingkat resikonya NOL. At least sampai jumlah tertentu yang masih dijamin oleh pemerintah (100 juta kan ya kalau nggak salah sekarang?). Yang penting dari nabung adalah keamanan, jaminan kalau uang yang udah kita kumpulkan dengan susah payah akan aman, nggak berkurang suatu apa. Dalam nominal lho ya, karena kalau dalam nilai real, uang tabungan kita ya abis tergerus inflasi.
Sedangkan kalau investasi, yang kita cari adalah pertumbuhan, uang kita berkembang. Dan karena itu selalu ada resiko yang mengikuti. Makin tinggi resikonya, makin besar pertumbuhan yang bisa didapat. Dan yang pasti, return investasi kemungkinan besar lebih tahan inflasi dibandingkan hasil menabung.
Lalu, kalau mau mulai investasi, investasi seperti apa yang tepat untuk kita?
1. Kenali profil resiko. Setiap orang adalah pribadi yang unik, jadi jangan tergoda dengan investasi orang lain yang terdengar menggiurkan. “Si A kok bisa dapet 40% per tahun, aku kok cuman 12% ya?” Resiko investasi kan ada 3: tinggi, menengah, kecil. Kalau kita tipe orang yang cari aman, ya jangan main investasi yang resiko tinggi, bisa jantungan ntar 😉 Di 1 artikel yang saya baca, katanya use the ‘Can I Sleep’ judgment when you want to invest. Kalau misalnya mikirin investasi itu aja udah bikin kita nggak bisa tidur, ya jangan invest di situ.
2. Do not put all your eggs in one basket. Jangan taruh semua uang dalam satu instrumen investasi aja, misal di reksadana semuaaaa…Biar ada diversifikasi resiko juga.
3. Jangan percaya investasi yang too good to be true. Jangan percaya kalau ada yang nawarin investasi yang resikonya kecil, tapi returnnya besar. Apalagi kalau udah ada janji-jani, ‘untung besar dalam waktu cepat’. Bahkan seorang financial and investing expert pun nggak akan pernah tau gimana hasil pasti investasinya. Masih ingat kan kasus-kasus kayak Qisar dan apalagi gitu yang baru 2007 kemaren, lupa. There is always risk in investments, dan resiko itu berbanding lurus dengan returnnya. Know the risk before you invest. Saya punya cerita nih soal yang satu ini. Yang kena sahabat saya sendiri. Awalnya ada orang yang nawarin untuk invest ke dia, katanya uangnya bakal digunain untuk jual beli tanah di Jogja. Dia tau channel yang jual tanah-tanah murah, dan tau juga orang-orang yang mau beli tanah-tanah itu dengan harga mahal. Tapi dia nggak punya uang untuk melakukannya sendiri. Jadi dia menawarkan orang-orang yang mau invest ke dia, dengan imbalan bagi hasil (dibagikan per bulan) yang menggiurkan. Teman saya percaya aja. Dia juga sempet ngajakin saya, alhamdulillah saya kok mau follow up tapi lupa melulu :p (ada untungnya juga jadi orang pelupa hehehe) Bulan-bulan awal bagi hasil berjalan lancar, jadi teman saya (dan orangtuanya juga) makin percaya, dan menambah investasi mereka. Setelah beberapa bulan, kok orang itu jadi ngilang. Diuber ke rumahnya (alamat sesuai KTP), ternyata kosong. Lapor polisi juga nihil. Yo wis lah, lumayan juga, teman saya itu rugi 30 juta, orangtuanya bahkan sampai ratusan juga. So, be careful ya…
4. Belajar…belajar…belajar…Kalau belum gitu ngerti macam-macam instrumen investasi, belajar, baca, tanya, apapun deh..Do your homework before you start investing! Pssstt, tapi kalau saya, kalau ada investasi yang katanya menguntungkan, tapi ribet dan susah buat dipelajari, I’d better avoid it 😉 Daripada saya puyeng sendiri, mending cari yang lain hehehe…
Apalagi ya tipsnya? Ada yang mau nambahin…?
I found your site on technorati and read a few of your other posts. Keep up the good work. I just added your RSS feed to my Google News Reader. Looking forward to reading more from you.
Allen Taylor