75 mistakes a woman make in managing money – part one

:: part one, the first ten :: 

Ada satu artikel yang saya baca, dari Lois P. Frankel, Ph.D.

Biar bisa dihayati, here are the first ten ya:

75 Kesalahan Perempuan dalam Mengelola Uang
1. Berjuang demi Bertahan Hidup, Bukan Mendapatkan Kekayaan.
2. Tidak Menetapkan Target Finansial
3. Tidak Tahu Kekayaan Bersih Anda
4. Tidak Bermain untuk Menang
5. Mendengarkan Kata-kata si Pembantah
6. Menciptakan Batasan-batasan Palsu
7. Tidak Mengimbangi Strategi dengan Siasat
8. Tidak Berani Keluar dari Wilayah Aman Anda
9. Tidak Memprioritaskan Kemakmuran Finansial Anda
10. Memilih untuk Tetap Buta Finansial

Jujur aja, saya juga nggak melek-melek bangeut masalah mengelola uang. Being an impulsive person, jadinya ya gini, nyaris nggak bisa nabung sama sekali. Mulai punya penghasilan sendiri sebenernya udah dari SMA, bantuin kakak jualan baju, dan dapet uang saku yang lumayan bangeut. Cuman ya itu, langsung abis-dapet-abis.

Mulai kerja beneran waktu masih kuliah, plus dapet honor nulis dan ngajar kadang-kadang, dan lagi-lagi uangnya nggak terkelola dengan baik. Saya nabung cuman kalau saya punya keinginan. Pengen jalan-jalan ke sini, pengen beli ini-itu, butuh uang segini, nabung mati-matian. Berhasil biasanya. Tapi abis itu ya udah, tabungan amblas lagi.

Baru setahun ini saya mulai belajar mengelola uang. Mengelola uang itu ternyata nggak cuman disiplin nabung sekian rupiah per bulan ke rekening tabungan kita. Ternyata, kalau mau hasilnya maksimal, jangan cuman kita yang kerja cari uang, tapi uang kita juga harus kerja. Caranya? cari yang halal donk…Mulai deh saya jadi seneng baca buku soal investasi, financial planning, mengelola keuangan pribadi, menyiapkan pensiun, sampai buku bisnis dan marketing. What a world ya! Saya udah ketinggalan banyak ternyata…Tapi nggak ada kata terlambat untuk belajar kan?

Dari belajar itu juga saya jadi tau, kalau mau investasi jangan campur adukkan dengan asuransi (unit-link yang lagi trend itu lho…).  Waktu tahun lalu, Oktober 2006, THR kan masih sisa. Kebetulan pas saya ke bank mau deposito (bank saya Bank Permata, udah dari jaman baheula, dari jaman masih Bank Universal), ada orang asuransi Allianz yang menawarkan untuk ikutan unit-link Allianz kerjasama dengan Bank Permata. Iming-imingnya menarik, dan karena auto-debet langsung ke rekening saya, saya pikir saya jadi bisa nabung dengan disiplin tiap bulannya. Jadilah saya ikutan unit-link itu. Di tengah jalan, saya tertarik ikutan reksadana. Waktu itu saya coba ke Reksadana Manulife yang gampang caranya, dan minimalnya juga rendah, cuman Rp 100.000. Iseng aja ikutan sejuta. Lama-lama kok saya lihat pertumbuhan investasi saya lumayan cepat ya yang di Reksadana. Sedangkan yang di unitlink? Dari sekian rupiah yang saya setor setiap bulan, hanya 40%nya yang dialokasikan untuk investasi dan sisanya untuk asuransi. Saya hitung-hitung sederhana dengan excel, perkiraan pendapatan yang mungkin saya dapatkan dengan laju pertumbuhan yang saya alami, kalau saya invest di Reksadana vs Unit-link. Iseng lagi cari-cari info kalau beli asuransi murni (tanpa investasi) dengan UP seperti yang saya dapat di unitlink emang berapa ya harganya?

Hasilnya ternyata beda jauh. Apalagi saya niatnya kan buat investasi jangka panjang, jadinya makin banyak lagi bedanya. Jadi deh saya tutup unit-link saya (lumayan juga, ‘rugi’ 50%nya, karena udah terpakai untuk premi asuransi yang nggak bisa balik kan?), tapi itung-itung ongkos belajar. Sekarang saya rutin, mencoba disiplin, untuk setor ke reksadana saya sejumlah uang setiap bulan.

Abis ini, saya lagi mulai instrumen investasi yang lain. O iya, one principle in the investment, do NOT put all your eggs in one basket. Maksudnya, jangan semua uangnya dimasukkan dalam satu keranjang investasi. Pisah-pisah. Karena investasi itu beresiko (makin tinggi resikonya, makin tinggi returnnya), jadi biar resikonya tersebar, sebarkan juga investasinya ya…

…bersambung ke part 2…

Recommended Articles

9 Comments

  1. Ikut reksadana manulife juga ya? ambil yang mana? Saham atau campuran?
    Gua juga (bersama teman2 gua, 4 orang) ikut reksadana manulife dah 3 tahun,… kemaren baru diredempt, lumayan,
    dibandingkan deposito memang jauh. … reksadana yang saham atau campuran bisa hampir 60%gainnya, kalau lebih dari setahun.
    Abis jual kemaren, sekarang mau mulai lagi nih….

  2. asikasikasik, ada yang barengan hehehe…aku ambil yang Dana Saham, terus coba juga yang produk baru keluar 1 november kemaren itu lho mas, yang Saham Andalan..kita maen yang agresif aja deh, sekalian :p tengkiu ya dah mampir… 🙂

  3. Haiii…akhirnya ada jg yang pengalamannya seperti diriku 🙂 aku jg bru nyadar tentang financial planning di awal tahun 2007, ceritanya iseng-iseng ngecek salah satu buku tabungan bank swastaku yang gak pernah diutak-atik, setelah diperhatikan ternyata saldo tabunganku cuma tinggal 800rb dari nilai 1juta yang kusimpan 1,5 tahun yang lalu. Padahal tujuannya kan buat disimpen tapi ternyata malah berkurang banyak kena potongan ini dan itu…Kaget sekali karena setelah direnungkan ternyata diriku pun tidak ada financial planning sama sekali, padahal dah bekerja ampir 3 tahun lamanya. Akhirnya aku pun mulai mencari informasi tentang investasi dan lain2, dan jatuh cintalah aku pada reksadana.Caranya gampang, Harganya murah dan returnnya tinggi (yang saham tentunya, hehehe…). Oya, karena alokasi danaku sedikit jadi tiap bulan aku beli RD dengan jumlah minimal pembelian, dan sekarang aku senang sekali melihat hasilnya. Cita-citaku bebas financial di umur 50, semoga all ladies yang membaca jg jadi lebih tertarik (amiiiiinnnn…). Btw, aku jg ikutan manulife saham andalan, trus fortis infrastruktur plus. Hidup reksadana!hehehe…

  4. […] 24, 2007 :: here are the second ten (read about the first ten here) […]

  5. […] juga deh komennya Thrissy di postingan saya terdahulu. Nyebelin bangeut […]

  6. Hiii… ikutan nimbrung ya 🙂
    Tertarik nih ama info di atas… tapi denger2 dari temenku, katanya kalau mau naruh duit di Reksadananya Manulife, minimalnya 100juta. Kalau boleh tau, kamu ikutan di Reksadana Manulife mulai kapan & apa skrg masih? Kenapa kok pilih Manulife?

    Thanks ya.

  7. Allo mbak, salam kenal juga 🙂 Aku udah hampir setahun mbak…dan sekarang masih…minimal cuman 100 ribu kok…aku ikut 2 sekarang, MDS (Manulife Dana Saham) dan MSA (Manulife Saham Andalan). Ikut Manulife karena minimalnya rendah, terus kalau dijual gak ada potongan, terus marketingnya mau ngambil berkas2nya ke kantorku, jadi aku gak repot 🙂 Kalau mau no telp marketingnya, japri email aku aja…Makasih ya udah mampir 🙂

  8. Hai…kok sama, aq juga punya unitlink allianz dan manulife (tp primajaga nya, bukan reksadana)…
    Cuma mau sharing aja, unitlink itu memang inves jangka panjang bgt. dan 40% yg dialokasikan untuk inves itu hanya di tahun pertama lho,krn diprioritaskan untuk bayar biaya asuransi dulu. di tahun2 berikutnya akan semankin meningkat, dan impas setelah di akhir periode, malah lebih karena ditambah hasil inves nya. jadi menurutku sayang banget lho unitlink nya ditutup.
    Btw aq bukan agen allianz ya hehehe, aq cuma nasabah doang, cuma karena dijelasin ama agenku begitu & emang ada di polisnya makanya aq mau lanjut mpe skrg mski taun2 pertama rasanya kok lambat banget duitnya keliatan.

    nice blog anyway…mari qta menabung ^_^

  9. allo christine, makasih commentnya ya 🙂 iya, unitlink emang nanti akan ada hasilnya ya. Tapi maksudku itu kalau kita bandingkan, unitlink (yang asuransi + investasi jadi satu) dengan kalau kita beli asuransi dan investasi terpisah, dengan jumlah uang yang sama, hasilnya banyakan yang terpisah lho 🙂 jadi daripada rugi lebih lama, aku convert aja, berhentiin yang unitlink hehehe
    thanks for dropping by ya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *