Dari jaman dahulu kala, bahkan waktu terpikir untuk menikah (apalagi punya anak) aja belum, saya sudah tau dan mengerti bahwa ASI adalah yang terbaik untuk bayi. It’s like a natural thing to do, for a mother to breastfeed her baby. That’s it. Tapi nggak pernah ada yang bilang kalau menyusui itu ternyata jauh dari gampang. Aneh ya, something so natural, shouldn’t it be easy?
Dari data statistik, hanya 18% ibu-ibu di Indonesia yang memberi ASI exclusif kepada bayinya. Aneh juga bukan? Dengan keadaan ekonomi yang makin susah, gizi buruk dimana-mana, dan sebagian besar ibu malah memilih memberikan susu formula (yang harganya tahu sendiri berapa) untuk bayinya?
Kalau melihat, mendengar dan membaca, menurut saya ada 2 hal utama (ceileee…) yang membuat seorang Ibu ‘gagal’ memberi ASI buat anaknya. Kurang pengetahuan dan kurang dukungan. Padahal 2 hal itu yang menurut saya sangat penting kalau mau sukses menyusui.
KURANG PENGETAHUAN
I am crazy about research. It’s my job, and also a hobby 😉 Jadi dari mulai hamil 6-7 bulan, saya mulai browsing dan baca buku soal menyusui. Saya jadi tahu ada AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui) yang rajin memberikan seminar soal menyusui setiap tahun. Saya ikut 2 kali kelasnya.
Yang pertama, breastfeeding basics. Di sini diajarin soal mengapa ASI, kandungan gizinya dibandingkan susu formula, bagaimana ASI dibuat, dan posisi menyusui yang tepat. Yang kedua, breastfeeding for working mom. Ini diajarin cara memerah dan menyimpan ASI buat ibu-ibu bekerja agar bisa tetap memberi ASI bagi anaknya. Lalu saya ikut juga kelasnya milis Sehat dan YOP (Yayasan Orangtua Peduli) tentang menyusui dan jaundice (kuning) pada bayi baru lahir.
Dari pengalaman yang belum seberapa ini, menurut saya ada beberapa pengetahuan yang penting buat diketahui para ibu hamil (dan bapak-bapaknya juga tentu) kalau mau sukses menyusui.
1. Kandungan gizi ASI dibandingkan susu formula
Tau sendiri kan iklan susu formula gencarnya kayak apa. Seolah-olah kandungan gizinya udah paling TOP, dengan segala tambahan zinc, AHA, DHA, vitamin ini vitamin itu. Tapi pernahkah terpikir, itu semua belum tentu diserap bayi dan malah memperberat ginjal bayi? Bahkan direktur R & Dnya Abbott aja bisa bilang, nggak ada satu pun komposisi susu formula yang sehebat dan selengkap ASI. Itu dari segi nutrisi. ASI juga punya kandungan yang meningkatkan kadar imunitas bayi, yang nggak dipunya susu formula. Soal kandungan ASI yang lebih lengkap, browsing sendiri ya. Yang pasti, kalau udah tau kandungan ASI, bakalan usaha mati-matian sampai titik ASI penghabisan deh untuk bayi kita 😉
2. Cara ASI dibuat.
Ternyata ASI nggak pernah habis. Ternyata ASI nggak mungkin nggak cukup buat bayi. ASI seperti hukum supply-demand, makin banyak demandnya, makin banyak juga otak kita memberi perintah untuk supply.
Ilmu ini penting bangeut nih. Saya suka kesal dengan komentar orang-orang yang tahu saya ASI exclusif. Salah satunya: “ASI lo banyak sih ya Dek..jadi enak, bisa ASI exclusif…”. Atau “Dadit minumnya nggak kuat ya, jadi bisa ASI exclusif. Anak gw minumnya kuat bangeut Dek, jadi nggak cukup…”
Haloooo…semua ibu juga pasti punya ASI yang cukup untuk anaknya. Jangan dibanding-bandingkan dengan produksi ASI emak lain, karena cairan emas ini bener-bener unik. Sesuai kemampuan bayi kita. Bukan berarti kalau payudara kempes itu berarti nggak ada ASInya lho. ASI diproduksi terus oleh tubuh kita. Dan FYI aja, anak saya udah bukan kuat lagi minumnya, saya udah berasa mengalahkan sapi perah dulu waktu dia masih newborn 🙂
ASI diproduksi oleh 2 hormon: prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin itu keluar karena dirangsang oleh hisapan bayi (ini juga kenapa belajar posisi menyusui yang benar itu penting) dan hormon oksitosin diproduksi kalau ibunya bahagia, nggak stress, nggak kepikiran yang aneh-aneh (nah, ini tugas bapak buat menyenangkan hati istrinya ya ;))
Sekali lagi percayalah, ilmu ini penting. Nanti setelah melahirkan, ketika bayi menangis padahal sudah disusui, pasti terpikir ‘kok masih nangis? apa masih lapar? apa ASI saya kurang?’. Dan ketika diberi susu formula bayi kita berhenti menangis, seperti membenarkan anggapan kita bahwa ASI kita memang nggak cukup. Padahal tahukah kamu bahwa ASI lebih gampang dicerna bayi, jadi bayi cepat merasa lapar. Sedangkan ketika diberi susu formula, pencernaan bayi harus bekerja ekstra keras, jadi dia ‘kenyang’ lebih lama.
3. Posisi latch on
Ibu-ibu dulu kan nggak pake belajar posisi menyusui udah bisa menyusui ya? Kenapa musti belajar ya? Karena posisi menyusui yang salah membuat bayi tidak bisa maksimal menghisap ASI. ASI juga jadi kurang diproduksi karena rangsangan untuk hormon prolaktinnya kurang. Selain itu posisi yang salah bikin puting lecet. Dan percayalah, menyusui dengan puting lecet itu seperti hidup di jaman romusha. Pediiihhh!
4. Cara memerah, menyimpan, dan memberikan ASI
Belajar cara memerah dengan tangan. Lebih praktis, gak perlu bawa macem-macem kalau pergi-pergi. Belajar cara menyimpan ASI, demi kebahagiaan kita (kalau lagi pengen gaul nggak bawa anak hehe) tapi anak tetep dapet ASI. Belajar juga cara memberikan ASI dengan sendok/gelas karena kalau dengan dot ada kemungkinan anak jadi bingung puting dan nanti nggak mau nyusu langsung lagi.
KURANG DUKUNGAN
Nah, ini nih yang kadangan seperti makan buah simalakama, ketika orang-orang terdekat mulai mengeluarkan komentar aneh-aneh:
“ASInya emang yakin cukup ya bisa ASI ekslusif? Bayinya masih nangis tuh, masih lapar kali. ASInya kurang kali.”
“Kok badannya nggak semontok bayi tetangga sih? Udah, kasih susu kaleng aja biar montok.”
“Kalau bayi cowok musti ditambah susu lain. ASI aja nggak mungkin cukup.”
Dan banyak komentar lain yang kadangan bikin emosi sendiri. Makanya, kalau mau ASI exklusif, penting untuk menggalang massa. Edukasi juga orang-orang terdekat kita tentang ASI. Jadi kalau kita lagi down, ada yang memberi semangat. Yang lebih penting, nggak ada yang ngasih komentar-komentar aneh yang bikin kita down. Udah tau kan salah satu hormon yang memproduksi ASI itu banyak dihasilkan kalau ibunya nggak stress 😉 Selain orangterdekat, cari juga support groups. Teman-teman yang juga menyusui. Lumayan buat curhat dan berbagi tips kalau lagi mentok 😉 Saya juga mau lho diajak sharing soal menyusui 🙂
Keberhasilan seorang ibu menyusui anaknya adalah juga keberhasilan orang-orang terdekatnya.
FYI, Bayi-bayi ASI memang cenderung nggak overweight. Bukan nggak montok lho…Badannya berisi, padat kayak lontong hehehe Dari awal Dadit lahir, saya udah janji sama diri saya sendiri, untuk TIDAK membanding-bandingkan dia dengan anak-anak lain. I want him to grow at his own pace to be what he is meant to be. Not what his parents want him to be. Jadi sekarang pun saya ‘cuman’ membandingkan tumbuh kembang dia dengan standard tumbuh kembang anak-anak secara umum. Selama pertumbuhannya (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) masih sesuai dengan growth chartnya WHO saya nggak khawatir, walaupun dia nggak gemuk bangeut. Ooo, dia motoriknya ternyata lumayan lebih cepat dari rata-rata anak seumur dia. Ooo, dia ternyata lebih memanjang daripada melebar (gak papa deh, daripada kayak emaknya melebar mulu gak manjang-manjang hehe).
Kalau mau baca-baca soal ASI, saya ada beberapa link yang mungkin berguna:
www.kellymom.com
www.llli.org
www.aimi-asi.org
ENJOY BREASTFEEDING !!! 🙂
Four thumbs up for this post Dek!!!!!!! Makanya kalo ada yg underestimate dan menyepelekan breastfeeding, mau marah deh bawaannya hehhehe….
Keep on breastfeeding ya Dek….kiss n hug for Dadit (suka ditanyain Diba tuh…..Dadit mana bunda? TeDek mana bunda?)
lotsa luv from the shores of Matano Lake…..
Bunda Diba….yg masih belum nemu cara weaning with love di usia Diba yg udah 26 bulan hehehhe
Diba mana, bundaaaa??? kapan ke jakarta, bundaaa???
Diba di Sorowako TeDekkkkkkk…….
Kapan ke jakarta????? Dadit aja deh yg ke sini ya, bawain produk2 popcorn heheh
untungnya sih sahabat2 gue semua asi eksklusif dan nyokap plus suami gue subhanallah luar biasa mendukung.. tapi ya ampunnn dek, itu orang2 emang gak berenti komentarrrrr, dulu gue gak pake tuh baby blues tapi seringnya bete karena orang ngomentarin ’emang yakin itu asi cukup? suster! (sambil ngomong ke suster RS) nanti bayinya ditambahin sufor ajah!!’ hiks hiks, mau marahhhhh.. heheheh jadi curhaaat.. eniwei kalo mau pesen batik email aku aja ya cantikkkk :*
ehehe bener banged tuh poinnya. gw gagal asix gara2 kurang pengetahuan dan krg dukungan. mo nyusuin aja susahnyaa, kanankiri komentar smua. malah ibu gw bilang: kamu tuh harus menerima kenyataan kalo asi mu emang dikit! cape dhee..
dulu sedih si kok akhirnya gabisa asix, tp skarang mah disyukuri aja yg penting masi bisa kasi asi.
mudah2an dengan bekal pengetahuan & pengalaman, anak kedua nanti bisa asi eksklusif 🙂
@amesh, nyonya kecil: seru ya jadi emak-emak hahaha…unforgettable moments for sure…viva emak-emak :p
Dedek… I do not completely agree lho…. I have met many women yg berusaha but gak bisa punya banyak ASI krn banyak faktor.. inget kan jaman nabi kita Muhammad SAW dulu sampe ada ibu persusuan dan pada jaman itu common krn bila seorang ibu ASI nya gak cukup, maka dibantu oleh yg lain yg ASI nya berlebihan. Sekarang spt di Australia sudah ada donor ASI / bank ASI. Cuma krn mreka bukan Islam jadi gak jelas itu susu siapa bukan? Dimana dalam Islam kita harus tau silsilah nya krn jadi saudara skandung.. Eniwei, intinya brarti cara berpikir jaman dulu mulai muncul lagi, ketika seorang ibu kekurangan maka dibantu oleh ibu lain yg berlebihan.
Skrg di Australia, ASI exclusive sampe 6 bulan udah bukan gembar gemboran. Skrg, yg penting menyusui hingga 6 bulan (minimal), bila diatas 4 bulan mulai kelaparan, maka boleh mulai diberi puree buah spt pear & banana…
Maka, minggu lalu statistik di Australia adalah 80% mother tried to breastfeed, only 20% stayed breastfeeding hingga 6 bulan. dan lesser stayed hingga 2 thn (WHO recommendation).
menurut gue, skrg yg penting sih bila bisa dibawah 6 bulan jgn diberi formula, kalo ASI kurang maka diatas 4 bulan diberi tambahan natural food.
Dan juga di aussie tuh disarankannya ya kalo bisa no formula hingga 1 thn dan stelah 1 thn diberi susu sapi murni. maka dari itu di aussie, working mother diperbolehkan unpaid leave (krn yg di paid cuma hingga 12 weeks) hingga anaknya umur 1 thn (dan kembalinya bisa resume their current position) dan boleh part time hingga anak umur 2 thn. What a wonderful country yg memikirkan kualitas anak bangsanya… kapan kita bisa masukin itu di undang2 tenagakerja?
oh ya, krn formula gak populer maka macamnya cuma dikit, hanya yg standard2 (S-26, Nutricia, Wyeth) .. kalo di Indo bisa sepanjang gambreng deh rak nya
mau sharing juga deh…
sebenarnya yang dilontarkan diatas itu sama dengan pengalaman saya.sehingga ada kiblat pengatakan “kalau anak ASI tidak gemuk harus ditambah dengan susu kaleng”dan kadang bertentangan dan selalu menghalal cara bagaimana caranya supaya anak gemuk.Dan yang ada diotak orng lain itu kok anaknya kurus dll….
Tapi kalau kita sebagai ibunya yakin dengan apa yang telah kita berikan itu cukup dengan ASI udah bisa bersyukur dan menikmati jadi seorang ibu yang bahagia.
ASI lebih baik dari susu formula apapun HIDUP ASI….
@mayada: thank you yak…nah itu dia may, kalau menurut gue, sebagian besar di INDONESIA (dengan segala iklan susu formula yang gencar bangeut itu) 2 hal di atas yang jadi sebab utamanya. Gak gampang untuk tetap menyusui kalau kita gak punya pengetahuan cukup (lagi-lagi di tengah gempuran iklan susu formula lho ya…). Dan kayak gue bilang, itu sebagian besar. Ada juga sebagian yang memang nggak bisa menyusui, makanya ada ibu sepersusuan itu. Tapi menurut gue, itu hanya sebagian kecil ibu-ibu yang gak bisa menyusui. Gue gak men-generalisir lho…gue bilang sebagian besar 🙂 di sini juga ada kok donor dan bank ASI bu 🙂
O iya, menyusui sih pilihan ya menurut gue. Tapi beda antara memilih untuk tidak menyusui vs nggak bisa menyusui karena gak tau dan gak ada dukungan. CMIIW 🙂
nambah lagi soal champaign ASI yang di Aussie. Mungkin beda negara beda kampanye ya may..disesuaikan dengan budaya setempat. Kalau di sana, mereka udah sadar, well-informed soal manfaat asi vs sufor, jadi mereka bisa MEMILIH untuk menyusui atau tidak. Low percentage of breastfeeding mother MUNGKIN karena mereka memang memilih untuk tidak menyusui. It is an informed decision.
Kalau di Indonesia? KESADARAN menyusuinya kan masih kurang bangeut…masih banyak lho yang percaya kalau sufor lebih baik dari ASI…ditambah dengan marketing sufor yang super aggresive (sampe ditelpin lho satu-satu ke rumah, believe it or not). Jadi gembar-gembor asi ekslusive 6 bulan kenceng bangeut. Gw juga gak saklek ngasih makan pas 6 bulan. Begitu gue rasa dan lihat anak gue menunjukan tanda-tanda siap makan, ya gue kasih (5 bulan 3 minggu waktu itu). Karena tiap bayi kan unik, gak bisa disamaratakan dengan hasil penelitian kan 😉 Lo kerja di sana May? Enak ya bisa cuti lama gitu 🙁 Gue untungnya kantor gue juga bisa part-time 🙂
Artikel bagus ya mom.Mo ikutan Sharing jg..Emang memberikan ASI ekslusif adalah suatu kebahagiaan tersendiri.Tapi tidak semua bisa melakukannya.Ada yang karena suatu kondisi dan keadaan yang membuat kita tidak bisa memberikan ASI ekslusif,bahkan sama sekali tidak bisa memberikan ASI.Misalnya ibu yang positif menderita hepatitis yang sama sekali tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya walaupun si ibu sangat ingin sekali memberikan ASI..
dedek… stuju banget… emang penting banget dibedakan antara yg memilih menyusui dan tidak memilih menyusui.. dan yg tidak menyusui karena tidak well informed atau karena tidak punya banyak ASI. bener banget kalo di sini decision ASI or sufor majorly based on an informed decision. bahkan setelah melahirkan ada midwive dan nurse yg datang ke rumah untuk cek dan ricek bayi, ibu, dan trutama MENYUSUI ASI! nah disinilah dilihat apakah cara pemberian betul, mengecek apakah keluarga memberi dukungan, dan memastikan bayi tidak dehidrasi (ttg ASI sudah diberikan pendidikan sejak pertama kali kita priksa kehamilan pertama kali, dpt info pack gitu). bila ternyata memang bayi dehidrasi dan butuh sufor, maka dilakukan perhitungan dan diberi saran, misal, coba tambah sufor 40 cc maks sehari, and we’ll see… dimana goal nya bayi gak dehidrasi but in the end kalo bisa murni ASI tanpa sufor hingga 6 bulan (tapi bukan berarti gak dpt makanan tambahan hingga 6 bln)… soal decision memberikan solids sblm 6 bulan juga bisa dikonsultasikan di community health service (gretonk) oleh midwive dan para nurse yg supportive abisss…dan memang disini ketika gaul sama ibu2, mreka menentukan ASI dan tidak ASI based on informed decision, well thought gitu… (tapi dari ibu2 yg gue ktemu di community play school rata2 ngasih ASI, cuma yg beberapa berhenti sblm 6 bulan itu based on well-thought decision, misal kerja nya berat,.. but rata2 krn ASI nya dried up sblm 6 bulan… capek kali disini kan kagak ada ART ha ha ha boro2 baby sitter.. dan hormon buat memperbanyak ASI yg di indo disebut vit buat ASI tidak disarankan… pokoke yg hormon2 gitu suruh menghindari…)
wah emang seru deh Dek kalo ngomongin isu ini… gue banyaaak banget critanya cuma blm kesempetan untuk menulis.. gue pengen membandingkan 2 sistem, indo dan aussie…and my experience with the first (born in Indo) and second (born in Aussie)
waaa…iya, tulis dong May..gue pengen baca..enak ya apa-apa gratis gitu..di sini suster RS kalau mau perawatan ke rumah gitu lumayan bgt ratenya…
@mb rawy: makasih ya udah mampir.. 🙂
@mayada: thank you yak…nah itu dia may, kalau menurut gue, sebagian besar di INDONESIA (dengan segala iklan susu formula yang gencar bangeut itu) 2 hal di atas yang jadi sebab utamanya. Gak gampang untuk tetap menyusui kalau kita gak punya pengetahuan cukup (lagi-lagi di tengah gempuran iklan susu formula lho ya…). Dan kayak gue bilang, itu sebagian besar. Ada juga sebagian yang memang nggak bisa menyusui, makanya ada ibu sepersusuan itu. Tapi menurut gue, itu hanya sebagian kecil ibu-ibu yang gak bisa menyusui. Gue gak men-generalisir lho…gue bilang sebagian besar 🙂 di sini juga ada kok donor dan bank ASI bu 🙂
Buy:Human Growth Hormone.Mega Hoodia.Zyban.Retin-A.Zovirax.100% Pure Okinawan Coral Calcium.Synthroid.Petcam (Metacam) Oral Suspension.Actos.Valtrex.Lumigan.Prednisolone.Prevacid.Arimidex.Accutane.Nexium….