kenapa harus menikah…?

Itu pertanyaan saya ketika semua teman-teman terdekat saya mulai panik dengan pertanyaan-pertanyaan “kapan kawin…? kapan? kapan?”.

Quarter life crisis kalau sebagian orang bilang…Bagi sebagian besar perempuan yang berumur lebih dari 25-26 tahun, pasti pernah mengalami perasaan tertekan macam itu, bener nggak? Entah saya yang terlalu cuek, atau nggak normal, atau terlalu nggak peduli dengan semua itu, yang pasti sampai umur saya yang 28 tahun ini syukur alhamdulillah saya belum pernah merasa tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan macam itu. Keluarga saya nggak pernah mempertanyakan hal itu, mereka percaya penuh saya sudah cukup dewasa untuk tau apa yang saya mau dalam hidup saya. They are the best! Saya merasa dilindungi Tuhan ketika umur-umur dimana (menurut penelitian) seseorang akan mengalami krisis itu, 24-25, saya justru ada di Belanda. Punya banyak teman yang bahkan sampai umur 40 tahun pun belum menikah, tapi sangat amat menikmati hidup mereka. Bahkan sampai sekarang pun, hidup saya selalu dikelilingi teman-teman terbaik saya, kebanyakan jomblo, yang membuat saya berpikir, why bother getting married and sacrifice a life that I already enjoy? Kenapa saya harus menikah?

Kalau kata teman saya yang feminis kelas berat, pernikahan itu salah satu usaha membelenggu kebebasan para wanita. Jangan salah, teman saya itu cowok lho πŸ˜‰ Saya nggak se-ekstrim itu…Saya percaya kalau pernikahan itu pasti baik: kalau nggak, kenapa juga jadi salah satu sunnah Rasul? Saya hanya belum terpikir untuk menikah, walaupun pernah ada beberapa orang yang mau serius…

Kalau kemudian saya memutuskan untuk menikah, itu karena lagi-lagi saya harus bersyukur sama Yang Di Atas, yang selalu punya rencana yang terbaik buat saya. Saya bersyukur ketemu orang yang tepat di saat yang tepat. Dia memang nggak sempurna (seperti juga saya, yang jauh bangeut dari sempurna ini) tapi dia sempurna untuk saya πŸ™‚ Saya tersentuh dengan kesabarannya, kebaikannya, ketulusannya menerima dan mencintai saya apa adanya…Saya tau sangat nggak gampang baginya untuk memutuskan menikahi seorang perempuan, dan meninggalkan kehidupan bujangannya. Apalagi perempuan itu se-ndableg (baca: keras kepala dan egois) saya πŸ™‚ Mungkin jauh lebih sulit bagi dia dibanding saya yang memang agak-agak anti komitmen ini πŸ˜‰ Dan lagi-lagi, saya luluh dengan kesungguhannya…

Dia mungkin bukan orang pertama yang mengajak saya menikah, tapi dia orang pertama yang membuat saya mikir kalau saya mau menikah, dan berbagi hidup saya ini dengannya, sampai tua nanti… ‘Till my dying day…

All I am, all I’ll be
Everything in this world
All that I’ll ever need
Is in your eyes
Shining at me
When you smile I can feel
All my passion unfolding
Your hand brushes mine
And a thousand sensations
Seduce me ’cause I

I do cherish you
For the rest of my life
You don’t have to think twice
I will love you still
From the depths of my soul
It’s beyond my control
I’ve waited so long to say this to you
If you’re asking do I love you this much
I do

In my world, before you
I lived outside my emotions
Didn’t know where I was going
‘Till that day I found you
How you opened my life
To a new paradise
In a world torn by change
Still with all my heart
‘Till my dying day

Recommended Articles

6 Comments

  1. gutlak de buat hidup barunya πŸ˜€

  2. lhoh.. udah balik dari hanimun? :D.. Ehehehe, dek, selamat yaah.. maap kita nggak bisa dateng kmrn, pdhal udah sampe ke jkt lhoh.. tp malemnya suamiku mimisan and pusing2x, jadi nggak jadi berangkat deh.. Pokoknya, barokallahu lakum yaaa…

  3. hehe makasih ya di, fit…istrinya yang hamil, suaminya yang pusing-pusing ya bu? hehehe…lain kali kalo ke jkt kabari yak, ketemuan, ok?

  4. masih tetep mbak.. kupanjatkan doa untuk hidup baru mu…
    “panjat.. panjat.. panjat..” hehhee..

    serius ni.. ikut hepi ya mbak buat weddingnya.. sakinah mawadah warahmah amien amien amien…

  5. hahaha, iya juga. Kita rencana ke jkt utk mhadiri 2 wedding, satunya siang, satunya malem (yours). Tp siangnya nggak taunya cuaca panas banget, suami tuing-tuing begitu pulang ke rumah… untung istrinya gagah perkasa :p

  6. hehehe…yup..sama lagi dah pemikirannya, semoga hepi ending juga kaya jeng yak..happy newlywedding yak…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *